By Dana Anwari. Manusia memang diciptakan untuk bersikap kritis dengan akalnya. Namun, hendaknya manusia juga menggunakan hatinya di kala akalnya belum mampu mengurai rahasia eksistensi Sang Maha Pencipta Yang Tiada Tara: Allah Yang Maha Esa tanpa sekutu.
Allah pun tahu soal sikap kritis manusia terhadap eksistensi-Nya itu. Anas bin Malik, seorang yang setia membantu Nabiku sejak kecil, meriwayatkan hadis Qudsi: tutur kata Nabiku yang bersumber langsung dari Allah-- termaktub dalam kitab hadis Bukhari dan Muslim (78): Rasulullah saw. bersabda: “Allah berfirman, ‘Sesungguhnya umatmu tak henti-hentinya bertanya: Kenapa begini, kenapa begini? Sampai-sampai mereka mengatakan: Allah menciptakan makhluk, lalu siapakah yang menciptakan Allah?’”
Dan Nabiku, Nabi Muhammad saw. memberikan solusi atas sikap kritis itu. Seperti diriwayatkan seorang pembantu terdekatnya yang rajin mengingat sunah Nabiku, Abu Hurairah, dan dicatat di kitab hadis Bukhari dan Muslim (77): Rasulullah saw. bersabda: “Tak henti-hentinya manusia bertanya-tanya, sampai-sampai dikatakan: Allah menciptakan makhluk, lalu siapa yang menciptakan Allah? Barang siapa yang merasakan keraguan dalam hatinya, maka hendaklah ia berkata: Aku beriman kepada Allah.”
Dengan menyatakan beriman kepada Allah, sesungguhnya kita sedang mendayagunakan potensi hati kita untuk menerima kehadiran Allah.
Ketika akal manusia belum mampu menangkap hikmah kebenaran Allah yang tercantum dalam Kitab Al Quran, sesungguhnya itu menjadi bukti betapa terbatasnya ilmu manusia dibandingkan ilmu Allah.
“Mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya,” begitu bisa kita baca dalam surat Al Baqarah ayat 255 Al Quran.
suksestauhid.blogspot.com
*
Lobby Israel harus dibalas Lobby Islam
-
By Dana Anwari. Tipu daya Israel harus dibalas tipu daya pula. Bila Lobby
Yahudi terhadap United State of Amerika begitu kuat pengaruhnya, mengapa
Lobby I...
No comments:
Post a Comment